Light Articles. Read Now!

Table of Content

Laila Akira Episode 1 (Sekuel 1)

Dalam pencariannya, Laila sering bertemu dengan berbagai karakter unik – dari politisi licik hingga detektif swasta yang sinis.

Laila Akira

Jogja, kota yang dipenuhi keindahan seni dan tradisi, adalah tempat lahirnya Laila Akira. Sejak kecil, Laila telah menunjukkan kecerdasan dan keingintahuan yang luar biasa. Dia sering menghabiskan waktu membaca buku-buku berat di perpustakaan, meninggalkan permainan tradisional yang biasa dimainkan anak-anak seusianya.

Laila tumbuh di sebuah rumah kecil di kawasan Kotagede, dikelilingi oleh dinding-dinding kuno yang penuh ukiran sejarah. Ibunya, seorang guru sastra, sering membacakan kisah-kisah klasik kepada Laila, dari epos Mahabharata hingga novel detektif Sherlock Holmes. Ayahnya, seorang pembuat perhiasan perak, memiliki toko kecil di pasar tradisional Kotagede. Kehidupan mereka sederhana namun penuh kehangatan.

Ketertarikan Laila pada misteri dimulai saat ia masih di SMA. Ketika itu, sebuah kejadian aneh mengguncang sekolahnya. Salah satu guru, Pak Darno, ditemukan pingsan di ruang laboratorium kimia dengan sebuah surat misterius di tangannya. Surat itu bertuliskan, "Kebenaran akan selalu muncul, tidak peduli seberapa keras kau mencoba menyembunyikannya."

Rasa ingin tahu Laila membara. Dibantu sahabatnya, Sita, ia mulai menyelidiki. Mereka menemukan bahwa Pak Darma ternyata sedang menyelidiki kasus korupsi kecil-kecilan di sekolah. Laila yang cerdas dan analitis berhasil mengungkap pelaku di balik ancaman tersebut – salah satu staf administrasi yang ternyata memanipulasi dana sekolah. Keberanian dan kejeliannya membuat guru-guru terkesan, meskipun pihak sekolah memutuskan untuk merahasiakan kasus tersebut demi menjaga nama baik institusi.

Waktu berlalu, dan Laila diterima di Universitas Gadjah Mada, jurusan Psikologi Minat Utama Psikologi Forensik. Di sini, kecintaannya pada dunia investigasi semakin tumbuh. Kampus dengan gedung-gedung megah yang dipenuhi pohon-pohon rindang menjadi tempat Laila mengeksplorasi minatnya lebih dalam. Ia sering terlihat di Perpustakaan Pusat, tenggelam dalam buku-buku selain psikologi yaiyu hukum, politik, dan jurnalistik investigasi iya baca.

Salah satu peristiwa yang paling berkesan terjadi saat Laila dan teman-temannya meliput proyek pembangunan jalan di sebuah desa di Gunungkidul. Proyek tersebut, yang seharusnya membawa manfaat besar, justru menyebabkan masalah bagi warga setempat. Tanah mereka dirampas tanpa kompensasi yang adil. Laila menemukan bukti bahwa salah satu perusahaan kontraktor bekerja sama dengan oknum pejabat untuk memalsukan dokumen tanah.

Berbekal keberanian, Laila bersama timnya mengadakan wawancara dengan warga, mencatat kesaksian mereka, dan mengumpulkan bukti berupa dokumen palsu. Liputannya berhasil memaksa pemerintah daerah untuk melakukan investigasi lebih lanjut. Meski ancaman dan intimidasi sempat ia alami, Laila tidak mundur. Saat itulah ia menyadari bahwa menjadi jurnalis investigasi adalah panggilan hidupnya.

Setelah lulus, Laila diterima bekerja di sebuah majalah investigasi terkemuka, Lentera Nusantara. Kantor majalah ini terletak di sebuah gedung tua bergaya kolonial di Malioboro. Laila menganggap tempat ini seperti markas rahasia, penuh dengan tumpukan kertas, peta, dan papan tulis besar yang dipenuhi catatan investigasi.

Hari pertama Laila bekerja langsung diwarnai ketegangan. Ia diberi tugas untuk menyelidiki kasus pembunuhan yang sedang hangat diperbincangkan. Seorang pengusaha terkenal ditemukan tewas di hotel mewah di Sleman, dengan petunjuk yang sangat minim. Polisi mencurigai bahwa ini adalah kasus perampokan, tetapi naluri Laila mengatakan ada sesuatu yang lebih besar.

Ia mulai dengan memeriksa latar belakang korban, menggali informasi dari rekan kerja dan saingan bisnisnya. Laila menemukan bahwa korban baru saja memenangkan kontrak besar dalam proyek energi terbarukan, yang membuat banyak pihak merasa terancam.

Dalam pencariannya, Laila sering bertemu dengan berbagai karakter unik – dari politisi licik hingga detektif swasta yang sinis. Salah satunya adalah Bima, seorang mantan penyelidik yang kini bekerja sebagai bartender di sebuah bar kecil di kawasan Prawirotaman. Dengan cara yang halus namun tegas, Laila berhasil mendapatkan informasi penting dari Bima, yang ternyata menyimpan rahasia besar tentang kasus ini.

Malam itu, Laila duduk di meja kerjanya yang penuh dengan catatan dan potongan koran. Di sampingnya, secangkir kopi hitam mulai dingin. Dia mengamati papan tulis yang penuh dengan foto-foto, peta lokasi, dan garis-garis yang menghubungkan petunjuk-petunjuk penting. Matanya bersinar tajam, penuh konsentrasi.

"Jika ini benar, maka pembunuhan ini bukan hanya soal uang," gumamnya. "Ini soal kekuasaan."

Perjalanan Laila Akira sebagai jurnalis investigasi baru saja dimulai. Dunia penuh misteri dan bahaya menanti, tetapi Laila tahu, ia tidak akan pernah mundur.

Manusia biasa yang suka membaca, menulis dan berbagi

Posting Komentar