Melodi di Balik Kabut
Kabut tebal menggantung di atas desa kecil bernama Melodi Tua. Desa ini terletak di lereng pegunungan dan terkenal akan keheningannya yang nyaris mistis. Setiap sudut desa dipenuhi rumah-rumah tua dengan atap miring dan dinding batu yang ditumbuhi lumut. Namun, di antara ketenangan itu, ada sebuah rumah tua yang dikenal dengan nama Rumah Harmonika, yang menyimpan kisah penuh misteri.
Rumah Harmonika berdiri di ujung desa, dikelilingi oleh pepohonan pinus yang menjulang tinggi. Rumah itu dulunya milik seorang komposer legendaris bernama Viktor Anselmo, yang dikenal karena kemampuan bermain biola yang luar biasa. Namun, 30 tahun lalu, Viktor ditemukan tewas di ruang musiknya dengan biola kesayangannya tergeletak di samping tubuhnya. Anehnya, biola itu berlumuran darah, meskipun tak ditemukan luka fisik pada Viktor.
Kini, rumah itu dihuni oleh seorang wanita muda bernama Amara Elisse, cucu jauh Viktor. Amara adalah seorang pemain biola yang berbakat, yang kembali ke desa ini untuk mencari inspirasi untuk konser besar pertamanya. Namun, sejak tinggal di Rumah Harmonika, Amara sering mendengar suara biola di malam hari, meskipun ia yakin tidak ada orang lain di rumah itu.
Pertemuan dengan Inspektur
Ketika suara biola itu semakin sering terdengar, Amara memutuskan untuk mencari bantuan. Ia menghubungi inspektur lokal, Arthur Draven, yang terkenal karena kemampuan analisisnya yang tajam. Arthur adalah pria paruh baya dengan rambut keperakan, mata tajam, dan sikap tenang yang selalu membuat orang merasa dia bisa memecahkan misteri apa pun.
“Suara biola itu selalu terdengar pada pukul tengah malam,” kata Amara saat bertemu dengan Arthur di ruang tamu Rumah Harmonika. “Dan setiap kali saya mencoba mencari asal suaranya, suara itu menghilang.”
Arthur memeriksa ruang musik di mana Viktor ditemukan tewas. Ruangan itu dipenuhi dengan instrumen musik tua, partitur yang berdebu, dan sebuah piano besar di sudut. Namun, yang paling menarik perhatian Arthur adalah biola tua yang tergantung di dinding, biola yang disebut-sebut sebagai milik Viktor.
“Biola ini,” gumam Arthur sambil mengamati instrumen itu. “Apa ada yang pernah menyentuhnya sejak kematian Viktor?”
“Tidak,” jawab Amara. “Ayah saya selalu berkata bahwa biola itu terkutuk. Tidak ada yang berani mendekatinya.”
Arthur mengangguk. “Mungkin misteri ini lebih dalam dari sekadar suara hantu. Saya butuh waktu untuk menyelidiki.”
Melodi Kematian
Malam itu, Arthur memutuskan untuk berjaga di ruang musik. Ia membawa buku catatan kecil dan senter untuk mencatat setiap kejadian aneh. Tepat pukul tengah malam, suara biola mulai terdengar. Melodinya lembut namun mengandung kesedihan mendalam, seolah-olah menceritakan sebuah tragedi.
Arthur mencoba mencari sumber suara, tapi ruangan itu tetap kosong. Ia menyadari bahwa suara itu bukan berasal dari dalam ruangan, melainkan dari arah luar. Ia membuka jendela dan melihat ke arah taman belakang rumah, di mana bayangan samar seseorang tampak berdiri di bawah sinar bulan.
Ketika Arthur mendekati taman, bayangan itu menghilang. Namun, ia menemukan sesuatu yang mencengangkan — sebuah lubang kecil di tanah yang di dalamnya terdapat kotak kayu. Kotak itu berisi surat-surat tua milik Viktor Anselmo dan sebuah partitur musik yang belum pernah dipublikasikan.
Jejak Masa Lalu
Setelah membaca surat-surat itu, Arthur menyadari bahwa Viktor tidak meninggal karena kecelakaan atau bunuh diri. Ia dibunuh oleh seseorang yang menginginkan partitur tersebut. Partitur itu adalah mahakarya Viktor yang berisi melodi yang dipercaya mampu mempengaruhi emosi manusia dengan cara yang tak terbayangkan.
Arthur juga menemukan nama seorang wanita bernama Elena Ravelle, yang disebut-sebut sebagai murid dan kekasih Viktor. Menurut surat itu, Elena menghilang setelah kematian Viktor. Apakah Elena memiliki hubungan dengan suara biola di malam hari? Ataukah ada rahasia lain yang tersembunyi di balik tragedi ini?
Simfoni Kebenaran
Arthur dan Amara memutuskan untuk mencari tahu lebih jauh tentang Elena Ravelle. Penyelidikan mereka membawa mereka ke sebuah kota kecil di seberang pegunungan, di mana mereka menemukan seorang wanita tua yang mengaku sebagai Elena. Dengan suara gemetar, Elena mengungkapkan kebenaran.
“Aku mencintai Viktor,” katanya. “Tapi seseorang membencinya karena iri — saudaranya sendiri. Viktor dibunuh oleh saudara kandungnya, dan aku dipaksa melarikan diri untuk menyelamatkan diri.”
Elena juga mengatakan bahwa partitur itu memiliki kemampuan mistis karena terinspirasi oleh kisah tragis keluarga Viktor. Melodi di dalamnya mampu memunculkan bayangan dari masa lalu, yang mungkin menjadi alasan suara biola itu terus terdengar di Rumah Harmonika.
Konser Terakhir
Amara memutuskan untuk memainkan partitur tersebut di konser besar pertamanya, dengan harapan bisa mengungkap misteri ini sepenuhnya. Di tengah konser, saat melodi terakhir dimainkan, bayangan Viktor muncul di atas panggung, menatap penonton dengan tatapan damai. Namun, ia tidak sendiri. Di sampingnya, berdiri bayangan saudara kandungnya, yang terlihat penuh penyesalan.
Misteri biola berdarah akhirnya terpecahkan. Viktor hanya ingin kebenaran terungkap, dan dengan melodi terakhir itu, ia berhasil memberikan penutup bagi kisah hidupnya yang penuh tragedi.
Setelah konser, biola tua Viktor berhenti berbunyi. Amara memutuskan untuk menyimpan biola itu sebagai kenangan dan inspirasi bagi kariernya. Arthur, di sisi lain, meninggalkan desa dengan senyuman kecil, puas karena telah mengungkap misteri yang menyelimuti Rumah Harmonika selama puluhan tahun.